Kalau toh memang ada orang yang diam-diam mengagumi
tanpa sepengetahuanku. Itu adalah hak mereka, hak masing-masing orang untuk
bebas berfikir terhadap apa yang ia fahami. Namun aku berpesan kepada mereka
itu. Tiap orang mempunyai kekurangan, bahkan seekor burung merak jantan yang
indahpun, tetap memiliki kekurangan. Ia tak bisa kau paksa untuk berkokok indah
seperti layaknya Ayam jantan kesayangan peliharaanmu. Ia tetap memiliki
kekurangan. Aku mengatakan ini karena kebanyakan mereka ketika sudah mengagumi
sesuatu, ia lupa bahwa yang ia kagumi itu hanyalah makhluk dari Yang Maha
Indah. Ia tetap tak luput dari kekurangan yang menghinggapi setiap makhluk. Dan
inilah memang yang terjadi dalam sebuah kehidupan fana ini. Jika toh sang
pengagum itu kemudian berpaling mengagumi yang lain. Tak bisa pula aku
paksakan, hanya saja jika ia tidak menyadari hidup ini, sangat mungkin untuk ia
menemukan kekecewaan dalam pengembaraan mencari kekaguman itu.
Hidup ini
memang berisi benar-salah, baik-buruk, indah-jelek. Cinta adalah sesuatu yang
tulus. Cinta sejati, mampu melihat dan menerima kekurangan. Jika engkau
mencintai, akan sulitlah kau menjelaskan dengan cukup terperinci apa penyebab
kau mencintainya. Sulit untuk bisa merangkai kalimat yang bisa mewakili setiap
potong cintamu itu untuk menjelaskannya. Jika kau hanya sekedar
mengidolakannya/mengaguminya. Sadari bahwa ia hanyalah seonggok daging yang
masih memiliki beribu kekurangan diantara beberapa hal yang menyebabkan engkau
kagum. Kekaguman itu berada dibawah tingkatan Cinta. Kau takkan pernah
menemukan kekaguman itu jika itu kau cari pada seorang makhluk yang bernama
manusia, apalagi untuk mencapai cinta, rasanya masih cukup jauh.
Sudut
kamarku
04/Mei/2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar