Minggu, 19 Juni 2016

Tinta Dan Pena

Kala tinta tlah terpisah dari pena
Saat perasaan bertarung dengan logika
Dan sang waktupun berlalu begitu saja
Inginku menghentikanmu sejenak
Berhenti dan memintamu kembali
Kembali kedalam ruang tamu
Dalam diskusi kecil
Yang tlah mengawali semua cerita ini
Ya.... Semua...
Semua yang akan kutulis dengan pena
Namun...
Sang pena kini tlah terpisah dari tintanya
Tinta yang akan menggoreskan dahsyatnya makna cinta
Tinta yang akan mengajarkan arti sebuah kepercayaan
Tinta yang akan menggambarkan arti kejujuran
Dan tinta yang akan melukiskan arti kesetiaan

Suatu saat Pena dan Tinta akan bersatu
Untuk menuliskan catatan indah dalam lembar sejarah
Kuyakin itu...

tooricg
27 juni 2014
»»  READMORE...

Karena Untuk Indah Tak Harus Mewah

Tak terasa waktu terus berjalan, tanpa mempedulikan mereka yang selalu terkejar atau bahkan terlindas olehnya. Suka dan duka memang selalu menjadi penghias cerita dalam perjalanan hidup ini. Ia memang sudah menjadi warna dalam lukisan kehidupan. Lukisan adalah bahasa sastra dalam bentuk gambar, jika warna merupakan bagian dari sastra dalam gambar, begitupun suka dan duka dalam hidup ini. Tak semua yang kita mau sudah tersedia, dan bukan menjadi tugas manusia untuk tinggal hanya menikmati apa yang ada, tanpa meramu bahan-bahan yang sudah disediakan dalam hidup. Tugas kita sebagai seorang hewan yang berpikir adalah meramu  bahan-bahan yang ada hingga menjadi sebuah karya yang bisa dinikmati oleh generasi selanjutnya.
                Jika kita pada suatu waktu berada dalam tugas untuk memberi warna ‘suka’ dalam hidup, tidak pantas terlalu bangga hingga melupakan bumi dimana kita berpijak, sang kulit yang telah membungkus kacang dan juga sang ibu yang telah memberikan air susunya. Tak pantas seekor siput lepas dari cangkangnya, karena kesempurnaan sang siput ada dalam kesatuan antara tubuh dan cangkangnya. Begitupun jika kita sedang bertugas untuk memberi warna ‘duka’, jangan menjadikan diri untuk berputus asa. Seolah tak ada lagi harapan untuk bergantung, seolah tak sesaatpun engkau berhak untuk mendapat kebahagiaan, itu hanyalah pikiran sempitmu saja. Duka, kegagalan, kesedihan, bukanlah diri anda, ia tak lain hanyalah sebuah peristiwa yang segera lenyap dimakan oleh sang waktu. Percayalah bahwa mentari pagi esok hari akan terbit dan membawa kebahagiaan untuk menyempurnakan ‘gambar kehidupan’ yang telah kita lukis.

#bersambung....
»»  READMORE...