Minggu, 03 April 2016

Dalam Kesendirian

 
Kegelisahan yang akhir-akhir ini tampak dan semakin menjadi. Tidak kemudian membuatku untuk berhenti dari kerasnya perjalanan hidup ini. Aku menyakini dalam sebuah proses ini pasti akan ada hasil yang menggembirakan asalkan syarat-syaratnya terpenuhi. Satu diantaranya ialah aku harus tetap berjuang seperti apapun dan dalam keadaan apapun itu. Aku harus tetap bergerak, karena esensi hidup ini adalah bergerak. Pilihannya adalah bergerak atau tergantikan.
Aku tidak ingin selesai memperjuangkan hidup ini hanya untuk ego prbadiku, aku lagi-lagi memang harus mengatakan kepada diriku sendiri bahwa aku harus dan harus punya karya. Karna dengan karya itulah aku bisa memberikan buah dari keterampilan yang aku miliki, dari karya itulah nantinya aku berharap bisa memberikan perubahan pada generasi selanjutnya, generasi yang cukup aku impikan, aku tidak bisa menunggu terlalu lama hanya untuk mendengar mereka yang mungkin akan menghambat laju semangatku. Karya itulah yang nanti akan menembus batas ruang dan waktu. Karena kita hidup dibatasi oleh ruang dan waktu. Ruang yang membuat terpisah antara titik satu ke titik lainnya. Dan tentu itupun membutuhkan waktu untuk menempuh atau menggabungkan kedua titik itu. Waktu yang dibutuhkan untuk menempuh itu tentu menjadi sesuatu yang cukup lama ketika kedua titik berada dalam posisi yang berjauhan, smakin jauh, waktu yang dbutuhkan pun akan semakin lama. Ruang dan waktu yang membatasi kita inilah yang mengharuskan kita untuk berkarya.
Karya itulah yang akan berbicara kepada manusia di lain tempat(ruang) dan waktu. Bahkan ketika sang kreator(pencetus karya)itu telah tiada, karyanya masih saja bisa dikenang oleh para penerusnya. Disinilah kita bisa melihat betapa pentingnya arti sebuah karya. Bahkan ketika kita masih hidup pun karya itu bisa dinikmati oleh oranglain tanpa harus bertemu langsung dengan kita. Kita ambil contoh, kita berhasil menerbitkan sebuah buku. Dan buku itu adalah hasil dari jerih payah kita. Buah dari pikiran yang bisa di tuangkan dalam bentuk tulisan. Tanpa seseorang harus menemui kita, cukup dengan membaca buku kita tersebut, paling tidak, gagasan-gagasan kita yang terkandung dalam buku itu bisa digunakan. Karena untuk menemui si pembuat buku ini sulit karena terpisah tempat(ruang)nya. Disini penjelasan mengenai ruang sudah sedikit teruraikan. Selanjutnya, karya yang bisa menembus batas waktu, semisal, suatu hari kita sudah tiada. Dalam kondisi seperti ini artinya waktu yang kita miliki di dunia sudah habis. Tapi karya yang kita cetuskan itulah yang akan berbicara mengenai gagasan-gagasan kita yang sempat kita tuangkan dalam karya(buku) tersebut. Ini berlanjut dari generasi ke generasi berikutnya. Sampai karya /buku itu hilang ditelan waktu.
#Mari_berkarya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar